Hangat yang Tak Terucap
Ada teh di atas meja,
uapnya menari perlahan,
seperti doa yang tak sempat diucap.
Aku menyesap pelan —
bukan karena ingin tahu rasanya,
tapi karena takut kehilangan hangatnya terlalu cepat.
Di luar, dunia basah dan terburu-buru,
tapi di sini, waktu berhenti sejenak
untuk mengizinkan sunyi duduk bersamaku.
uapnya menari perlahan,
seperti doa yang tak sempat diucap.
Aku menyesap pelan —
bukan karena ingin tahu rasanya,
tapi karena takut kehilangan hangatnya terlalu cepat.
Di luar, dunia basah dan terburu-buru,
tapi di sini, waktu berhenti sejenak
untuk mengizinkan sunyi duduk bersamaku.
“Beberapa hangat tidak perlu dikejar, cukup dibiarkan tinggal.”
— Treesmie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar